"Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia
Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya);
tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi.
Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya?
Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka,
dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya.
Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya,
dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar."

~ Ayatul Kursi ~

Events
  • Kursus Pukulan & Senjata Wanita (coming soon)

  • My First Giveaway Survey

  • Sumbangan untuk Gelandangan

  • SEHATI2016 @ GAMBANG

  • GFA Conference : Solid Waste Management

  • Kursus Seni Bela Diri Wanita PSSGMUMP (story will be updated soon)

  • Feb 23, 2014

    Biarkan Bintang Itu

    ﺑﺳﻢﷲاﻟﺮﺣﻤﻦاﻟﺮﺣﻴﻢ

    Assalam'alaykum,


    Sesuatu telah hilang . Aku sangka telah ku bawa seluruh jiwa ragaku ke mari, rupanya . . .


    You know , i just miss "syahiba" whom i "met" in Selangore Matriculation College (KMS). Kinda really miss "her". "We" often spend most of "our" time in Surau As-Sufi.

    Ahhhh~ Surau As-Sufi, such a heart-calming and full-of-barokah hangout place. and the Assaff gang . . . . if i am allowed to do so, i hope i could stay there for another one year. just stay there, join the Assaff's activities. . . but i couldn't, i have to move on. Here. In this place.

    When i was in KMS, i used to feel like "i wanna getta out of here right now! Mama , Ayah please take me out of this little 'hell'!" because of my own weakness. I am afraid that little 'hell' will 'kill' me. But i am wrong. Just wrong and so wrong. The reality is, that little 'hell' had made me felt like alive person, made me a strong and grateful one.

    How i miss my roommates so badly , my practicummates (SM3K2T4), the anak Gayong KMS , the Lajnah Multimedia of Assaff.

    How i miss the sky of Banting badly although it have quite extreme hot weather. But i much like love it rather than sitting in a very cold lecture hall.

    Yeah the sky. Sometimes it is blue, sometimes it is white. And there are times when it is grey. And there was this one time, the sky is really blackish grey and it quite terrifying me plus with the strong wind and big monster-alike clouds are just around our college.

    Despite of that, everything else are wonderful.

    And the trees. Yeah the trees. There are just so few of trees in the KMS. You can actually count the trees with your fingers. Naah, your finger ain't enough to count 'em actually because they are more than your 20 fingers.

    I miss my room; i miss my bed which is just next to Jiha's ,which there are some times when i woke up in the morning i will hug her. Well she did told me that sometimes i will hug her while i was sleeping.

    I miss my table, near to the window. Yeah whenever i felt so stress while studying, i'll just look at the outside of the window. Then, i'll saw the trees, the pine-tree type i guess. Yeah and the sometimes-blue-sometimes-white sky too.

    Not to forget, i miss my locker. Why? How can you miss a locker too? Because it most 'listened' to my cries. Whenever i felt like wanna cry, i will sit in the locker, half close the door and cry inside it. I am weirdo.


    The most wonderful gifts of all in the KMS are the sunrise & the sunset. They are just so~ All i can say are Alhamdulillah, Masha Allah & Subhanallah.

    Every morning while walking to class, i'll saw the beautiful sunrise smiling and greet me saying "Assalam'alaykum O the servant of Allah, may Allah bless your day". It made me feel positive and energetic person. Non-stop Zikrullah.
    Sometimes, if the fog is quite thick, we are lucky then to see the shape of the sun clearly. Round shape and bright orange colour. Masha Allah.

    And in the evening, i will wait at the window sitting at my table looking at the sky and at the same time hiding from being saw by the guys that were jogging that time.
    Why?
    Because i'm waiting for my beautiful sunset. Looking at it as i am like so in love with it from the window of my room. I am hypnotized. By Allah's beautiful creation.
    And there are times i would run to the highest floor of my hostel to see the sunset view. And that time i was like "uhhh, i'm melting" .
    And then non-stop Zikrullah.



    *tersentak* Baru aku sedar. Jiwa aku tertinggal di sana. "Syahiba" yang kurindu ada di sana. Selama ini aku didampingi "Syahiba" yang dulu, yang ingin aku tinggalkan umpama ular meninggalkan kulitnya yang sudah tiada guna baginya.



    - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 



    Dia kata,
    Usah kau jadi bulan.
    Dipandang dipuja,
    Tapi bukan bulan yang beri cahaya,
    Bukan bulan yang beri 'kehidupan'.

    Dia kata lagi,

    Jadilah seperti matahari.
    Silau tidak terlihat,
    Tiada yang ingin menyentuhnya.
    Tapi matahari lah yang menerangi alam,
    Beri kehidupan rasa 'bernyawa'.

    Tapi aku,
    Sedari atau tidak,

    Aku menjadi bintang.
    Jauh mahupun dekat
    Mereka kata mereka ingin gapai aku.
    Hakikatnya saat aku mendekati,
    Mereka bakal termusnah kerana aku.

    Dan biarkan aku jadi bintang di hujung semesta.

    Agar tiada kehidupan bernyawa yang bakal terluka.



    heart,
    - Srikandi Kuda Hitam -
    Nur Syahiba Haseena

    Feb 16, 2014

    SEKAP 2.0

    ﺑﺳﻢﷲاﻟﺮﺣﻤﻦاﻟﺮﺣﻴﻢ

    Assalam'alayka,

    So, how is my blog's new look? Sebenarnya rasa tercabar tengok blog kawan-kawan yg dah berubah wajah, tu yang rasa macam nak tukar je. Sibuk je nak tiru orang kan? Hehehe..
    Layout kali ini biasa-biasa sama seperti layout lepas tapi kali ni lebih banyak warna kucing!

    Okaylah, kini tiba masa untuk saya bercerita kepada kalian cerita yang telah saya janjikan. Maaf kerana agak lewat post entry kali ini yang ceritanya sudah hampir sebulan berlalu kerana komitmen saya bukan kepada blog semata-mata.

    So, bersedialah anda untuk membaca ayat-ayat yg penuh skema dari saya. Aha ! Jika anda alergi dengan ayat-ayat Bahasa Melayu yg tak berapa nak baku, sila hentikan pembacaan anda sekarang juga, harap maklum dan terima kasih (:

    Pada 17 sehingga 19 Januari yang lalu, saya dan anak-anak Gayong gelanggang Naga Rantau yang tersayang telah menjalani sebuah aktiviti luar bersama-sama yg dipanggil sebagai SEKAP.

    SEKAP? Apa maksud SEKAP?

    SEKAP merupakan singkatan kepada Selangkah ke Alam Pendekar. Dan program kali ini merupakan SEKAP 2.0 yang diadakan di Teluk Gorek, Endau Johor.

    Pertama kali bakal merasa pengalaman seperti ini, pastilah membuat saya lebih teruja lagi. Tapi lebih mengejutkan apabila nama saya antara yg tersenarai sbg AJK, iaitu AJK Makanan. Oleh sebab ini merupakan program pertama di mana saya perlu berurusan untuk ramai orang, maka begitu banyak kekurangan yg telah saya lakukan sebagai seorang AJK. Terima kasih kerana mempercayai saya untuk melaksanakan tugasan ini, dan saya juga minta maaf kerana tidak melaksanakannya dengan baik seperti yg diharapkan. Sekali lagi terima kasih buat Kak Iklima dan Kak Wahida yg banyak bersusah payah dengan hal-hal urusan makanan daripada saya sendiri, serta Abang Afiq, Abang Muhtadi dan Hilmi.

    Baiklah, saya teruskan dengan program-program yg kami laksanakan sepanjang 3 hari.


    17 Januari 2014, Jumaat :

    Selepas solat Jumaat, pesilat-pesilat dari Kampus Gambang telah mula berkumpul di hentian bas. Setelah lama menunggu, sekitar jam 3 petang, bas tiba dan setelah memasukkan khemah-khemah, talam serta barang-barang lain, kami bertolak keluar dari Universiti Malaysia Pahang kampus Gambang. Manakala ada sebuah bas lagi mengambil pesilat-pesilat dari Universiti Malaysia Pahang kampus Pekan.

    Kami tiba di Chalet Teluk Gorek sekitar Maghrib. Setelah bawa turun barang-barang, kami semua berkumpul dan memilih penghulu & penghuluwati,iaitu Ikey dan Zati, kemudian kami telah membahagikan tugas masing-masing.



    "haaa baru betul letak khemah kat sini. bukan kat tepi laut tu"

    "bising betul dia ni, nanti aku bagi Kombat 1 baru tahu"

    "mula-mula cucuk besi ni kat tanah dulu, faham?"




    Malam itu, setelah selesai solat berjemaah, pesilat-pesilat telah berkumpul di surau bersama cikgu yang dihormati, Cikgu Shaiful Hakim. Cikgu Hakim telah berkongsi sedikit sebanyak kepada kami tentang ilmu manzil dan pengalamannya mengubati orang.

    Kemudian tiba pula aktiviti yang dinanti-nantikan iaitu upacara mandi perlimau tapak dan upacara mandi perlimau seni. Upacara mandi perlimau tapak perlu dilaksanakan oleh pesilat-pesilat lelaki manakala pesilat wanita hanya perlu mandi perlimau seni. Pesilat lelaki yang telah mandi perlimau tapak boleh mandi perlimau seni.

    panglima-panglima menyusun limau berserta akar sintok sebelum upacara perlimau tapak bermula

    upacara perlimau tapak bermula

    srikandi menunggu giliran untuk upacara perlimau seni

    limau, akar sintok dan bunga-bungaan untuk perlimau 

    upacara perlimau seni pun bermula



    - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

    "Biarkan ia
    Terus mengalir dalam diri. Meresap jauh Bersatu dengan jiwa.

    Rindu yang tak pernah wujud Muncul terus bertaut. Bukan mimpi mahupun jelmaan yang ku impikan Akan ku nanti Untuk ketemunya di syurga. Bi iznillah" - Srikandi Kuda Hitam-

    - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

    Sebelum mandi kami perlu makan asam yang telah digaul dengan garam, menghabiskannya sebelum kami diberi sebiji pisang. Makanan ini hanyalah simbolik kepada kehidupan seorang manusia, melalui asam garam kehidupan sebelum merasai kemanisan kehidupan.

    tukang gaul asam garam. 

    dan inilah hasilnya. besar kan? -.-

    memang heaven habis dapat makan pisang lepas kena habiskan asam digaul garam sebiji tu

    Jangan anda risau kami tak mandi dalam surau tu, masing-masing mandi dalam tandas. Setelah bersiap-siap kami terus masuk tidur kerana perlu bangun jam 5.30 pagi untuk solat Subuh berjemaah.



    18 Januari 2014, Sabtu :

    Setelah sarapan, kami semua telah berkumpul di dataran kecil berdekatan dengan tapak khemah kami. Atas kelewatan berkumpul di surau pada jam 5.30 pagi serta kelewatan berkumpul di dataran tersebut, kami telah didenda oleh komando kem kami sebelum memulakan adat buka gelanggang dan memanaskan badan.








    Setelah memanaskan badan, aktiviti grading (ujian kenaikan bengkung) pun bermula. Pesilat dengan bengkung hitam mulus untuk naik ke bengkung awan putih, bengkung awan putih naik ke bengkung pelangi hijau, bengkung pelangi hijau naik ke bengkung pelangi merah kosong diasingkan sebelum pendaftaran nama. Dimaklumkan ada dua orang abang senior yang turut diuji untuk kenaikan bengkung merah kosong ke bengkung merah chula 1. Saya tidak ikut ujian kenaikan bengkung tetapi sekadar membantu partner, Kak Tim yang mengambil ujian kenaikan ke bengkung hijau.

    pendaftaran ujian kenaikan ke bengkung awan putih dan pelangi hijau

    pendaftaran ujian kenaikan ke bengkung merah






    menghambur anak harimau / kambing
    hisham antara yg tercedera semasa sparring.
    jangan risau bro, masih handsome lagi



    Akhirnya pada petang, sesi ujian kenaikan bengkung pun berakhir dengan sesi pemecahan genting atap oleh Kak Syafinaz, Kak Wahida, Kak Ika dan Kak Amira.

    adat penutupan gelanggang

    Selepas solat Asar, kira-kira jam 5.30 petang kami menunggu ketibaan Cikgu Hakim untuk menyampaikan silibus cindai. Cindai adalah salah satu seni mempertahankan diri wanita. Uniknya seni cindai dan seni pukulan wanita yang lain, pesilat wanita tanpa mengira bengkung boleh mempelajarinya manakala pesilat lelaki boleh mempelajarinya apabila mereka telah berbengkung kuning atau telah menjadi gurulatih.







    Setelah menyampaikan silibus cindai kepada para srikandi, Cikgu Hakim menyampaikan seni pukulan maut kepada panglima-panglima di tepi pantai. Saat paling best apabila melihat para panglima Naga Rantau membuat aksi golongan anak Harimau 10. Rasa mcm nak ikut buat sama duduk sebelah Cikgu pula. Eh? Hahaha.. ok joke.






    Setelah solat Isya’, Cikgu Hakim membenarkan kami untuk berehat sehingga tengah malam sebab kami bakal pergi BERTAPA !! \(^.^)/
    Dup dap dup dap (0.0)
    *tarik nafas*
    *lepas nafas*
    *tarik nafas*
    *lepas nafas*

    Nervous + excited ! Tak sabar nak melalui pengalaman bertapa tu tapi pada masa yang sama resah risau jika terpilih untuk di ‘uji’.

    Tengah malam kami semua telah berkumpul dan kemudian menunggu Cikgu Hakim. Sebelum bertolak kami telah diberi taklimat kecil oleh cikgu tentang aktiviti pertapaan sebentar nanti. Kami turut diberi kain merah untuk menutup mata. Pada mulanya kami tidak menutup mata sepanjang perjalanan sehinggalah tiba di suatu tempat kami semua perlu menutup mata dengan kain merah tersebut dan berjalan dalam satu barisan memegang bahu kawan di hadapan. Setelah itu, kami menyambung perjalanan memasuki sesuatu kawasan.

    *baru perasan Abg Joe pegang parang O.O


    *aha! yg berkain batik itu saya. hihi*


    Cikgu Shaiful Hakim & Abang Ari

    Tak lama selepas itu, kami dipisah-pisahkan dan dikehendaki duduk di tempat tertentu. Entah kenapa, saya yakin sahaja yang saya tidak keseorangan berada mungkin di bawah pokok. Saya yakin ada kawan-kawan yang lain berada berhampiran.

    Tapi kadang kala saya teringat-ingat juga cerita tentang pengalaman senior-senior semasa SEKAP 1.0 lalu.
    Kebetulan malam itu tidak sejuk mana pun, barangkali kerana angin pantai di malam hari. Tapi tetap kuatkan semangat untuk terus berzikir sambil diselubungi kain batik. Semangat je bawa kain batik dengan baju sehelai sebab tak ada sweater, risau nanti sejuk sangat.

    Berzikir dan berzikir. Entah macam mana boleh pula saya berkhayal. Tersedar dari khayal, terus sambung berzikir. Dan berzikir, berkhayal, tersengguk, berzikir, berkhayal, tersengguk. Rasa macam nak baring je kat situ.







    Lama selepas itu cikgu memberi salam dan suruh saya mengikutnya. Cikgu dah pesan awal-awal jika sesiapa datang terutama cikgu sendiri ajak ke mana-mana tanpa memberi salam terlebih dahulu, jangan sesekali ikut. Saya telah dibawa kembali ke dalam barisan tadi dan kami telah kembali semula ke tapak perkhemahan kami melalui jalan lain yang agak panjang. Rupa-rupanya kami telah dibawa berjalan sepanjang persisiran pantai dengan keadaan mata tertutup.



    19 Januari 2014, Ahad :

    Pagi itu selepas solat Subuh berjemaah, kebanyakan pesilat membuat aktiviti masing-masing kerana program sepatutnya iaitu mendaki Gunung Arung telah dibatalkan. Sedang kebanyakan panglima bersantai-santai, srikandi-srikandi meneruskan pagi Ahad itu dengan berlatih cindai kerana petang nanti kami bakal dikhatamkan. Abang-abang senior juga turut mengikut mengambil pelajaran cindai dari srikandi, Kak Wahida. Jika diikutkan adat panglima haruslah berbengkung kuning / jurulatih / gurulatih dan telah mandi perlimau seni untuk mengambil pelajaran cindai ini.








    sementara itu, panglima-panglima yang tidak terlibat dengan upacara khatam cindai pula sedang . . . 

    "ayuh kita mara ke hadapan tawan pulau itu!"

    dayung sampan ke kacau dodol entah si Abang Hazwan tu -.-




    Selepas Zuhur kami semua berkumpul lengkap berpakaian uniform silat memakai kain bengkung merah sebelum bergerak ke air terjun. Agak jauh perjalanan kami sepanjang ke air terjun, namun berjalan beramai-ramai membuatkan saya tidak berasa penat malah seronok! Bukan main seronok sesetengah panglima siap ada yang bawa tuala untuk mandi di sana.



    with le beloved partner, Kak Tim

    dari kiri depan : Kak Umi, Kak Izati, Abang Badrul, Abang Maziz
    dari kiri belakang : Kak Tim, Kak Sue , saya

    memasuki kawasan kelapa sawit milik orang tempatan

    kemudian memasuki kawasan hutan sebelum tiba di kawasan air terjun


    Setelah melalui jalan raya, kawasan perumahan yang agak unik bagi saya, serta memasuki kawasan kelapa sawit dan hutan, akhirnya kami pun tiba di kawasan air terjun. Pertama kali saya melihat air terjun dan tempat tadahan yang sebegitu rupa. Kawasan air terjun tersebut masih belum dibuka untuk kunjungan orang awam, oleh itu kebersihannya kurang terjaga.

    geng Taliban pun tiba

    nampaknya geng Taliban seperti sedang berbincang sesuatu

    "ha, korang selam sorok dalam air, saya bagi isyarat kat kamu bila diorang dah masuk air.
    nanti pakat-pakat  serang diorang sampai terguling tenggiling semua."


    Sebelum memasuki air, Cikgu Hakim telah mengetuai bacaan doa selamat agar dipermudahkan segala urusan sepanjang upacara khatam cindai.




    Genting diletakkan di tempat tinggi.





    upacara khatam cindai pun bermula




    pemecahan genting oleh dua Ibu Cindai, Kak Sue dan Kak Umi menggunakan cindai



    Alhamdulillah kedua-dua genting berjaya dipecahkan setelah begitu banyak kali cubaan dilakukan



    - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

    "Gemalai jemari bagai puteri Dihilir sungai mengkendi air. Dari betina menjadi jantan Cindai tetap setia tersarong dalam langkah"

    - Srikandi Kuda Hitam-

    - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -


    Setibanya kami di kem jam sudah menunjukkan jam 7 petang sedangkan bas bakal tiba pada jam 8 malam. Kerana kurang selesa dengan keadaan pakaian, saya nekad untuk membersihkan diri juga. Sebelum membersihkan diri, saya dan ahli sekhemah lain telah kemaskan khemah dan barang-barang kami terlebih dahulu. Dan bas pun tiba sewaktu saya masih lagi membersihkan diri, apa lagi kelam kabut la jawabnya.

    Setelah barang-barang dapur siap diangkut semuanya dan memastikan tiada barang yang tertinggal, kami telah berkumpul kira-kira jam 8.30 malam. Atas kelewatan kami terhadap pihak bas, komando kem kami telah mendenda dan mengarahkan kami untuk pumping. Syukurlah pumping je. Hehehe . .

    Dan program Selangkah ke Alam Pendekar 2.0 pun tamat.
    Semoga suatu hari nanti Allah mengizinkan kami merasai Selangkah ke Alam Pendekar 3.0 pula in shaa Allah (:



    nota.kaki : semua gambar dalam entri kali ini dikreditkan sepenuhnya kepada Cikgu Shaiful Hakim , Shahrin , Hisham dan Falah.